Hari Maritim Nasional: 21 Agustus atau 23 September? Ini Sejarahnya

Hari Maritim Nasional: 21 Agustus atau 23 September? Ini Sejarahnya

Firda Aulia Rachmasari
21 AGT 2024 • 2 MENIT

Hari Maritim Nasional sejatinya diperingati sebagai salah satu bentuk untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia akan potensi maritim lokal yang sangat besar.

Namun, terdapat sedikit kebingungan tentang kapan perayaan Hari Maritim Nasional yang sebenarnya. Terdapat dua versi perayaan Hari Maritim Nasional, yaitu pada 21 Agustus dan 23 September.

Di antara dua tanggal tersebut, mana waktu yang tepat untuk memperingati Hari Maritim Nasional? Bagaimana sejarah di balik munculnya dua tanggal tersebut?

Kapan Hari Maritim Nasional dirayakan?
21 Agustus acap kali disebut sebagai Hari Maritim Nasional. Hal ini berkaitan dengan sejarah masa lalu Indonesia, di mana empat hari pasca kemerdekaan, wilayah pesisir Selat Malaka hingga Laut Cina Selatan sempat dibombardir oleh tentara Jepang.

Akan tetapi, pasukan Indonesia berhasil membungkam angkatan laut Jepang. Sejak saat itu, beberapa organisasi menyatakan tanggal 21 Agustus adalah Hari Maritim Nasional.

Di sisi lain, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi atau Kemenko Marves justru mendeklarasikan Hari Maritim Nasional diperingati setiap tanggal 23 September. Mengapa demikian?

Usut punya usut, pada tahun 1964, Presiden Soekarno pernah menerbitkan Surat Keputusan (SK) Nomor 249 Tahun 1963 Tentang Hari Maritim. Penerbitan tersebut dilakukan satu tahun setelah dilakukannya Musyawarah Nasional (Munas) Maritim I.

Jauh sebelum adanya Munas Maritim I, pada 1953 silam, Soekarno meresmikan Angkatan Laut Republik Indonesia.

Kemudian, pada 1957, digaungkanlah Deklarasi Djuanda. Deklarasi tersebut menyatakan kepada dunia, bahwa laut Indonesia meliputi laut sekitar, di antara, dan di dalam Kepulauan Indonesia menjadi satu kesatuan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Dengan demikian, secara resmi, pemerintah menetapkan Hari Maritim Nasional setiap tanggal 23 September. Sesuai dengan SK yang sudah dikeluarkan puluhan tahun silam tersebut.

Seruan Soekarno untuk memperingati Hari Maritim

Pada 23 September 1963, Presiden pertama RI, Soekarno, menyerukan kepada seluruh rakyat bahwa Indonesia sejatinya merupakan negara maritim. Nenek moyang bangsa Indonesia merupakan pelaut andal yang gemar mengarungi luasnya samudra.

Dalam pidatonya yang dikutip dari Khastara Perpustakaan Nasional RI, Bapak Proklamator Indonesia tersebut mengingatkan bahwa Indonesia tidak akan menjadi negara yang kuat, sentosa, dan sejahtera, apabila bangsa ini tidak menjadi bangsa bahari, seperti yang berbunyi:

“Simbolik ini jang harus kita perhatikan, Saudara-saudara, simbolik ini jang harus kita masukkan didalam dada kita, didalam usaha kita nation-building, nation-rebuilding, sebagai kukatakan tadi. Kita sekarang satu persatu, seorang demi seorang harus jakin bahwa Indonesia tidak bisa mendjadi negara jang kuat, sentausa, sedjahtera, djikalau kita tidak menguasai pula samudera, djikalau kita tidak kembali mendjadi satu bangsa samudera, djikalau kita tidak kembali mendjadi satu bangsa bahari, bangsa pelaut sebagai kita kenal dizaman bahari itu,”.

Dengan demikian, sudah sepatutnya generasi muda dapat terus termotivasi untuk lebih peduli dan aktif dalam mengembangkan potensi maritim Indonesia.

Selain itu, peringatan Hari Maritim Nasional juga menjadi sebuah momen penting untuk mengapresiasi kejayaan sektor maritim Indonesia sejak dahulu kala, dan menyerukan seluruh pihak untuk memanfaatkan kekayaan sektor ini dengan baik.